Kehidupan tidak pernah berjalan dengan mulus. Semua orang mengetahui
akan hal itu. Namun, hanya beberapa yang memahami ketidakmulusan kehidupan yang
mereka ketahui. Kebanyakan dari kita memang mengetahui kesalahan, kecacatan,
kegagalan, keterpurukan, kesedihan, bahkan kematian yang ada dan akan selalu
siap mendatangi kita kapanpun, dimanapun.
Hanya segelintir hati yang dapat memahami serta menggunakan
apa yang tersisa dalam hidupnya dengan sebaik mungkin. Mereka bersyukur,
pantang menyerah, semangat, optimis, dan bangga dengan kekurangan-kekurangan
yang telah ditakdirkan dalam hidup mereka.
“Mereka yakin segala sesuatu adalah baik.”
Orang-orang seperti yang telah kita tonton adalah
orang-orang hebat. Orang yang menjalani hidup mereka dengan ketulusan. Mereka memang
jauh dari kesempurnaan, seakan-akan hanya ketulusanlah yang mereka punya. Mereka
hidup tanpa bagian tubuh penggerak, kekurangan panca indera, atau jauh dari
kecukupan. Namun dengan apa yang mereka miliki, dengan keistimewaan serta
keunikan yang mereka punya, mereka mampu menggetarkan hati kita, mereka mampu membantu
untuk menggerakan jiwa kita dan mengkukuhkan kata “aku pasti bisa” dalam diri
kita.
Kecacatan yang mereka alami tidak pernah membentengi diri
mereka dari kata putus asa. Mereka sanggup berdiri tanpa kedua kaki mereka. Sanggup
menulis tanpa kedua tangan mereka. Sanggup bernyanyi tanpa gengsi mereka. Sanggup
berbicara dan mendengar tanpa suara.
“Mereka sanggup.”
Kita manusia diciptakan sangat sempurna oleh Sang Maha
Pencipta. Kita diciptakan dengan mimpi, akal, hati nurani, empati, dan segala
hal yang dapat mengangkat derajat kita di depan hadapan Tuhan. Tidak harus
sempurna dalam menjadi manusia yang bermartabat. Tidak harus memiliki harta
yang berlimpah. Mereka mengajarkan kita tentang bagaimana menghargai kehidupan.
Kisah mereka menjadikan cermin bagi kita tentang apa itu
kehidupan. Cermin bagi hati kita. Ketangguhan mereka belum tentu kita miliki. Kita
hanya manusia yang cepat mengeluh, tidak bersyukur dengan apa yang kita punya,
banyak menuntut namun tidak ada yang kita berikan dalam kehidupan ini. Tapi mereka,
dengan berbagai kekurangan yang mereka punya, mereka mampu membahagiakan orang
lain.
“Dengan kekurangan mereka, mereka mampu menjadikan orang lain bermakna dalam kehidupan. “
Sama halnya seperti orang tua kita yang telah memperjuangkan
hidupnya untuk menjadikan kita menjadi orang-orang yang berhasil. Orang tua
dengan segenap kasih sayang dan cinta yang mereka berikan selalu ingin berada
di samping kita, buah hatinya yang tercinta. Orang tua pasti merasa bersalah
jika keinginan kita tak dapat terpenuhi olehnya. Pasti merasa berdosa jika kita
jatuh. Merasa sedih saat kita sakit. Dan merasa kedinginan, sangat kedinginan
saat kita marah dan diam seribu bahasa dalam menanggapi senyumnya.
Tiada doa yang putus dari hati ayah dan ibu kita. Tiada permohonan
yang terhenti dari mereka. Satu-satunya yang mereka inginkan hanyalah
kebahagiaan untuk kita. Tapi apakah telah pantas kita mendapatkan kebahagiaan
di dunia ini?
Belum. Kita masih jauh dari kata pantas.
Kita marah saat merasa lapar dan ibu kita belum memiliki
makanan. Kita marah saat mainan yang kita inginkan tidak dapat ayah belikan. Kita
ketus saat ibu mengingatkan tentang kesopanan. Kita ketus saat ayah melarang
untuk tidak keluar rumah pada malam hari.
Kita tidak pernah sadar. Bahwa ibu menahan rasa lapar hanya
supaya kita bisa makan sampai kenyang. Ayah menyimpan tabungan untuk biaya
sekolah kita agar kita menjadi orang yang sukses. Ibu selalu menginginkan kita
menjadi pribadi yang baik agar tidak dipandang remah oleh orang lain. Dan ayah
selalu memikirkan keselamatan buah hatinya. Semuanya untuk kita, buah hatinya. Tapi
kita tidak pernah sadar dan terus menyakiti hati mereka yang mencintai kita.
Manfaat dari kegiatan menonton kisah-kisah nyata tersebut
sangat terasa untuk memotivasi kita. Untuk menekankan kata “bisa” tiap kali
kita menjalani hidup. Selain itu kita juga dapat bercermin dari kisah kehidupan
mereka. Kesabaran mereka dalam melakukan hal-hal yang baik sangat patut untuk
dicontoh. Mereka mengajarkan kita untuk menjauhi sifat rendah diri, menolong sesama,
tidak sombong, dan masih banyak lagi
Saya pribadi berharap dengan adanya tayangan kisah-kisah
nyata tersebut hati kita dapat tergerak. Tidak hanya air mata saja yang
tersentuh, namun jiwa kita terpanggil untuk bisa melakukan hal seperti mereka. Atau
bahkan lebih baik dari mereka. Saya juga berharap kita bisa memanfaatkan apa
yang kita miliki dengan sebaik mungkin. Tidak menyia-nyaiakan apa yang orang
tua telah berikan untuk kita. Setiap orang tua telah memberikan yang terbaik
untuk anaknya.
every people knows they failure, but only a few who understand it, this is their..
0 komentar:
Posting Komentar