Pages

my life, my mirror

Kehidupan tidak pernah berjalan dengan mulus. Semua orang mengetahui akan hal itu. Namun, hanya beberapa yang memahami ketidakmulusan kehidupan yang mereka ketahui. Kebanyakan dari kita memang mengetahui kesalahan, kecacatan, kegagalan, keterpurukan, kesedihan, bahkan kematian yang ada dan akan selalu siap mendatangi kita kapanpun, dimanapun.

Hanya segelintir hati yang dapat memahami serta menggunakan apa yang tersisa dalam hidupnya dengan sebaik mungkin. Mereka bersyukur, pantang menyerah, semangat, optimis, dan bangga dengan kekurangan-kekurangan yang telah ditakdirkan dalam hidup mereka. 
 “Mereka yakin segala sesuatu adalah baik.”
Orang-orang seperti yang telah kita tonton adalah orang-orang hebat. Orang yang menjalani hidup mereka dengan ketulusan. Mereka memang jauh dari kesempurnaan, seakan-akan hanya ketulusanlah yang mereka punya. Mereka hidup tanpa bagian tubuh penggerak, kekurangan panca indera, atau jauh dari kecukupan. Namun dengan apa yang mereka miliki, dengan keistimewaan serta keunikan yang mereka punya, mereka mampu menggetarkan hati kita, mereka mampu membantu untuk menggerakan jiwa kita dan mengkukuhkan kata “aku pasti bisa” dalam diri kita.

Kecacatan yang mereka alami tidak pernah membentengi diri mereka dari kata putus asa. Mereka sanggup berdiri tanpa kedua kaki mereka. Sanggup menulis tanpa kedua tangan mereka. Sanggup bernyanyi tanpa gengsi mereka. Sanggup berbicara dan mendengar tanpa suara.

“Mereka sanggup.”
Kita manusia diciptakan sangat sempurna oleh Sang Maha Pencipta. Kita diciptakan dengan mimpi, akal, hati nurani, empati, dan segala hal yang dapat mengangkat derajat kita di depan hadapan Tuhan. Tidak harus sempurna dalam menjadi manusia yang bermartabat. Tidak harus memiliki harta yang berlimpah. Mereka mengajarkan kita tentang bagaimana menghargai kehidupan.

Kisah mereka menjadikan cermin bagi kita tentang apa itu kehidupan. Cermin bagi hati kita. Ketangguhan mereka belum tentu kita miliki. Kita hanya manusia yang cepat mengeluh, tidak bersyukur dengan apa yang kita punya, banyak menuntut namun tidak ada yang kita berikan dalam kehidupan ini. Tapi mereka, dengan berbagai kekurangan yang mereka punya, mereka mampu membahagiakan orang lain.

“Dengan kekurangan mereka, mereka mampu menjadikan orang lain bermakna dalam kehidupan. “

Sama halnya seperti orang tua kita yang telah memperjuangkan hidupnya untuk menjadikan kita menjadi orang-orang yang berhasil. Orang tua dengan segenap kasih sayang dan cinta yang mereka berikan selalu ingin berada di samping kita, buah hatinya yang tercinta. Orang tua pasti merasa bersalah jika keinginan kita tak dapat terpenuhi olehnya. Pasti merasa berdosa jika kita jatuh. Merasa sedih saat kita sakit. Dan merasa kedinginan, sangat kedinginan saat kita marah dan diam seribu bahasa dalam menanggapi senyumnya.

Tiada doa yang putus dari hati ayah dan ibu kita. Tiada permohonan yang terhenti dari mereka. Satu-satunya yang mereka inginkan hanyalah kebahagiaan untuk kita. Tapi apakah telah pantas kita mendapatkan kebahagiaan di dunia ini?

Belum. Kita masih jauh dari kata pantas.

Kita marah saat merasa lapar dan ibu kita belum memiliki makanan. Kita marah saat mainan yang kita inginkan tidak dapat ayah belikan. Kita ketus saat ibu mengingatkan tentang kesopanan. Kita ketus saat ayah melarang untuk tidak keluar rumah pada malam hari.

Kita tidak pernah sadar. Bahwa ibu menahan rasa lapar hanya supaya kita bisa makan sampai kenyang. Ayah menyimpan tabungan untuk biaya sekolah kita agar kita menjadi orang yang sukses. Ibu selalu menginginkan kita menjadi pribadi yang baik agar tidak dipandang remah oleh orang lain. Dan ayah selalu memikirkan keselamatan buah hatinya. Semuanya untuk kita, buah hatinya. Tapi kita tidak pernah sadar dan terus menyakiti hati mereka yang mencintai kita.

Manfaat dari kegiatan menonton kisah-kisah nyata tersebut sangat terasa untuk memotivasi kita. Untuk menekankan kata “bisa” tiap kali kita menjalani hidup. Selain itu kita juga dapat bercermin dari kisah kehidupan mereka. Kesabaran mereka dalam melakukan hal-hal yang baik sangat patut untuk dicontoh. Mereka mengajarkan kita untuk menjauhi sifat rendah diri, menolong sesama, tidak sombong, dan masih banyak lagi

Saya pribadi berharap dengan adanya tayangan kisah-kisah nyata tersebut hati kita dapat tergerak. Tidak hanya air mata saja yang tersentuh, namun jiwa kita terpanggil untuk bisa melakukan hal seperti mereka. Atau bahkan lebih baik dari mereka. Saya juga berharap kita bisa memanfaatkan apa yang kita miliki dengan sebaik mungkin. Tidak menyia-nyaiakan apa yang orang tua telah berikan untuk kita. Setiap orang tua telah memberikan yang terbaik untuk anaknya.

every people knows they failure, but only a few who understand it, this is their..

Stres dalam Kesehatan Mental

Dunia yang kita jalani sekarang ini semakin lama semakin kompleks. Manusia hidup selalu dipenuhi oleh kebutuhan dan keinginan. Sering kali kebutuhan dan keinginan tersebut tidak dapat dipenuhi dengan segera dan sesuai dengan keinginan. Banyak faktor yang menghambat kebutuhan dan keinginan kita. Selain itu, manusia juga sering dihadapkan dengan dua pilihan atau bahkan lebih yang datang pada saat yang bersamaan. 

Hal-hal seperti di atas dapat memicu individu mengalami stress. Orang selalu mengalami stress dalam hidupnya. Baik itu stress berat ataupun stress yang ringan. Stress yang terjadi pada individu dapat memberikan dampak yang buruk, atau juga dapat mengubah individu tersebut menjadi lebih baik tergantung bagaimana individu tersebut menanggapi stress yang dirasakan.


A. Arti Penting Stres
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita menggunakan kata stres tanpa memahami makna dari kata tersebut. Biasanya orang menggunakan kata stres untuk hal yang bernilai negatif. Tetapi sebenarnya pada tingkat tertentu kita memerlukan stres dalam kehidupan kita. Stres yang optimal akan membuat motivasi kita menjadi tinggi, orang menjadi lebih bergairah akan suatu hal, daya tangkap dan persepsi menjadi tajam, menjadi lebih tenang ,dan lain-lain.

      Menurut beberapa ahli, stress dapat di definisikan ke dalam banyak pengertian sebagai berikut 
  • “Stress adalah reaksi atau respons tubuh terhadap stressor psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan)” (Dadang Hawari, 2001).
  • “Stress adalah suatu kekuatan yang mendesak atau mencekam; yang menimbulkan suatu ketegangan dalam diri seseorang.” (Soeharto Heerdjan, 1987).
  • Secara umum, yang dimaksud dengan stress adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang menimbulkan tekanan, perubahan, ketegangan emosi, dan lain-lain.
  • “Stress adalah segala masalah atau tuntutan penyesuaian diri, dan karena itu lah stress merupakan sesuatu yang mengganggu keseimbangan kita.” (Maramis, 1999).
  • Menurut Vincent Cornelli, sebagaimana dikutip oleh Grant Brecht (2000), bahwa yang dimaksud stress adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan, yang dipengaruhi baik oleh lingkungan maupun penampilan individu di dalam lingkungan tersebut.
 Stres berbeda dengan stressor. Stressor adalah sesuatu yang menyebabkan stres. Stres itu sendiri adalah akibat dari interaksi timbal balik antara rangsangan lingkungan dan respons individu.
             
Cox (Gibson, dkk., 1990) mengkategorikan akibat stres menjadi lima kategori, yaitu:
  • Akibat subjektif, yaitu akibat yang dirasakan secara pribadi, meliputi kegelisahan, agresi, kelesuan, kebosanan, depresi, kelelahan, kekecewaan, kehilangan kesabaran, harga diri rendah, perasaan terpencil, dll.
  • Akibat periaku, yaitu akibat yang mudah dilihat karena berbentuk perilaku-perilaku tertentu, meliputi mudah terkena kecelakaan, penyalahgunaan obat, peledakan emosi, berperilaku impulsif, tertawa gelisah, dll.
  • Akibat kognitif, yaitu akibat yang mempengaruhi proses berpikir, meliputi tidak mampu mengambil keputusan yang sehat, kurang dapat berkonsentrasi, tidak mampu memusatkan perhataian dalam jangka waktu yang lama, sangat peka terhadap kecaman dan mengalami rintangan mantal, dll.
  • Akibat fisiologis, yaitu akibat-akibat yang berhubungan dengan fungsi atau kerja alat-alat tubuh, yaitu tingkat gula darah meningkat, denyut jantung/tekanan darah naik, mulut menjadi kering, berkeringat, pupil mata membesar, sebentar-sebentar merasa panas dan dingin.
  • Akibat keorganisasian, yaitu akibat yang tampak dalam tempat kerja, meliputi absen, produktivitas rendah, mengasingkan diri dari taman sekerja, ketidakpuasan kerja, menurunnya keterikatan dan loyalitas terhadap organisasi. 

Terjadinya stres tergantung pada stressor dan tanggapan seseorang terhadap stressor tersebut. Faktor-faktor individual dan sosial yang menjadi penyebab stres antara lain seperti di bawah ini (Gibson, dkk., 1990):
  • Lingkungan fisik, seperti suhu terlalu panas atau dingin, perubahan cuaca, cahaya yang terlalu terang atau gelap, suara yang terlalu bising, atau polusi. Kepadatan juga dapat menjadi penyebab stres. Penduduk yang tinggal di kampung yang kumuh dan padat cenderung memiliki tingkat stres lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk yang tinggal di daerah yang renggang.
  • Stressor yang berasal dari individu sendiri. Konflik yang berhubungan dengan peran dan tanggung jawab yang terlalu berat akan membuat seserang menjadi tegang.
  • Stressor yang berasal dari kelompok. Seperti konflik yang terjadi dalam hubungan dengan teman, hubungan dengan atasan, atau hubungan dengan bawahan.
  • Stressor yang bersumber dari organisasi. Seperti kebijakan yang diambil alih oleh perusahaan, struktur organisasi yang tidak sesuai, dan partisipasi para anggota yang rendah. 
Selain itu ada beberapa tanggapan yang mengelompokan faktor-faktor yang mempengaruhi stress sebagai berikut:
  1. Faktor biologis >> Herediter, konstitusi tubuh, kondisi fisik, neurofisiologik, dan neurohormonal.
  2. Faktor psikoedukatif/sosiocultural >> Perkembangan kepribadian, pengalaman, dan kondisi lain yang mempengaruhi.

Sindrom Adaptasi Umum (General Adaptation Syndrome)

“Stres adalah suatu abstraksi. Orang tidak adapat melihat pembangkit stress (stressor). Yang dapat dilihat ialah akibat dari pembangkit stress (stressor).” Menurut Hans Selye, guru besar emeritus (purnawirawan) dari Universitas Montreal dan “penemu” stress. 

Teori general adaptation syndrome ini dikenalkan oleh Hans Selye. Selye berpendapat bahwa tubuh bereaksi secara sama ketika menghadapi stres, tidak peduli apapun jenis stresornya. Jadi dengan kata lain reaksi pertahanan fisiologis yang dilakukan oleh tubuh ketika menghadapi stressor merupakan pola-pola reaksi yang universal/sama pada setiap orang. Reaksi ini bertujuan untuk melindungi organisme dan menjaga integritasnya suapay organisme tersebut tetap bertahan (survive).

Pertahanan fisiologis yang berlangsung lama akan mengakibatkan terbentuknya “penyakit adaptasi”, yaitu penyakit/gangguan yang tejadi akibat dari adaptasi yang kacau yang dilakukan terhadap stres yang berkepanjagan.
Reaksi tubuh terhadap stres bisa dibagi menjadi tiga fase menurut Selye, yaitu:
  • Fase alarm, pada fase ini tubuh mengalami perubahan-perubahan fisiologis sehingga resistensinya menurun dibawah tingkat normal. Individu merasakan gejala-gejala seperti degup jantung makin cepat, napas yang memburu, keringat dingin, dan sebagainya. Pada fase ini individu bisa mengalami kematian, karena memang tingkat resistensinya sedang menurun.
  • Fase resistensi, pada fase ini resistensi tubuh akan mengalami peningkatan di atas tingkat normal dengan tujuan akan melakukan adaptasi terhadap stressor tersebut sehingga individu bisa berfngsi dengan optimal. Orang merasa normal kembali walaupun sebenarnya stressor-nya masih ada, namun energi yang dikeluarkan lebih tinggi dari biasanya.
  • Fase kelelahan, bila stres terus berlanjut dan menuntut tubuh untuk terus berdaptasi dengan stressor, maka pada satu titik tertentu energi yang digunakan tubuh untuk penyesuaian akan mulai habis. Pada fase ini resistensi tubuh mau tidak mau akan menurun pada tigkat di bawah normal kembali. Jika gangguan semakin parah, individu ang bersangkutan akan mengalami kematian. 
Stressor tidak hanya berupa suatu situasi atau sesuatu yang nyata/riil. Stressor juga terjadi secara subjektif berupa pikiran dan imajinasi. Misalnya, karena lupa mengerjakan tugas semalam dan takut dimarahi guru, seseorang dapat merasa stres meskipun kejadian nyatanya belum ada.


B. Tipe-tipe Stres Psikologis  
Menurut Maramis (1990) ada empat tipe stress psikologis, yaitu:

Frustasi
Frustasi muncul karena adanya kegagalan saat ingin mencapai suatu hal/tujuan. Misalnya seseorang mengalami kegagalan dalam pekerjaan yang mengakibatkan orang tersebut harus turun jabatan. Orang yang memiliki tujuan tersebut mendapat beberapa rintangan/hambatan yang tidak mampu ia lalui sehingga ia mengalami kegagalan atau frustasi.
Frustasi ada yang bersifat intrinsik (cacat badan dan kegagalan usaha) dan ekstrinsik (kecelakaan, bencana alam, kematian orang yang dicintai, krisis ekonomi, pengangguran, perselingkuhan, dan lain-lain.

Konflik
Konflik ditimbulkan karena ketidakmampuan memilih dua atau lebih macam keinginan, kebutuhan, aau tujuan. Saat seseorang dihadapkan dalam situasi yang berat untuk dipilih, orang tersebut akan mengalami konflik dalam dirinya. Bentuk konflik digolongkan menjadi tiga bagian, approach-approach conflict, approach-avoidant conflict, avoidant-avoidant conflict. 

Tekanan
Tekanan timbul dari tuntutan hidup sehari-hari. Tekanan dapat berasal dari dalam diri individu, misalnya cita-cita atau norma yang terlalu tinggi sehingga menimbulkan tekanan dalam diri seseorang. Tekanan juga berasal dari luar diri individu, misalnya orang tua yang menuntut anaknya untuk masuk ke dalam jurusan yang tidak diminati oleh anaknya, anak yang menuntut orang tua untuk dibelikan semua kemauannya, dan lain-lain. 

Kecemasan
Kecemasan merupakan suatu kondisi ketika individu merasakan kekhawatiran/kegelisahan, ketegangan, dan rasa tidak nyaman yang tidak terkendali mengenai kemungkinan akan terjadinya sesuatu yang buruk. Misalnya seorang anak yang sering dimarahi ibunya, anak tersebut akan merasakan kecemasan yang cukup tinggi jika ia melakukan hal yang akan membuat ibunya marah padahal ibu si anak tersebut belum tentu marah padanya.


C. Symptom-Reducing Responses terhadap stress 
Kehidupan akan terus berjalan seiring dengan berjalannya waktu. Individu yang mengalami stress tidak akan terus menerus merenungi kegagalan yang ia rasakan. Untuk itu setiap individu memiliki mekanisme pertahanan diri masing-masing dengan keunikannya masing-masing untuk mengurangi gejala-gejala stress yang ada. Berikut mekanisme pertahana diri (defense mechanism) yang biasa digunakan individu untuk dijadiakan strategi saat menghadapi stress:

1.      1. Indentifikasi
Identifikasi adalah suatu cara yang digunakan individu untuk menghadapi orang lain dngan membuatnya menjadi kepribadiannya, ia ingin serupa dan bersifat sama seperti orang lain tersebut. Misalnya seorang mahasiswa yang menganggap dosen pembimbingnya memiiliki kepribadian yang menyenangkan, cara bicara yang ramah, dan sebagainya. Maka mahasiswa tersebut akan meniru dan berperilaku seperti dosennya.

2. Kompensasi
Seorang individu tidak memperoleh kepuasan di bidang tertentu, tetapi mendapatkan kepuasan di bidang lain. Misalnya Andi memiliki nilai yang buruk dalam bidang Matematika, namun prestasi olah raga yang ia miliki sangatlah memuaskan.

3.      3. Overcompensation/ reaction formation
Perilaku seseorang yang gagal mencapai tujuan dan orang tersebut tidak mengakui tujuan pertama tersebut dengan cara melupakan serta melebih-lebihkan tujuan kedua yang biasanya berlawanan dengan tujuan pertama. Misalnya seorang anak yang ditegur gurunya karena mengobrol saat upacara, bereaksi dengan menjadi sangat tertib saat melaksanakan upacara dan menghiraukan ajakan teman untuk mengobrol.

4.      4. Sublimasi
Sublimasi adalah suatu mekanisme sejenis yang memegang peranan positif dalam menyelesaikan suatu konflik dengan pengembangan kegiatan yang konstruktif. Penggantian objek dalam bentuk-bentuk yang dapat diterima oleh masyarakat dan derajatnya lebih tinggi. Misalnya sifat agresifitas yang disalurkan menjadi petinju atau tukang potong hewan.

5.      5. Proyeksi
Proyeksi adalah mekanisme perilaku dengan menempatkan sifat-sifat batin sendiri pada objek di luar diri atau melemparkan kekurangan diri sendiri pada orang lain. Mutu proyeksi lebih rendah daripada rasionalisasi. Contohnya seorang anak tidak menyukai temannya, namun ia berkata temannyalah yang tidak menyukainya. 

6.      6. Introyeksi
Introyeksi adalah memasukan dalam pribadi dirinya sifat-sifat pribadi orang lain. Misalnya seoarang wanita mencintai seorang pria, lalu ia memasukan pribadi pria tersebut ke dalam pribadinya.

7.      7. Reaksi konversi
Secara singkat mengalihkan konflik ke alat tubuh atau mengembangkan gejala fisik. Misalkan belum belajar saat menjelang bel masuk ujian, seorang anak wajahnya menjadi pucat dan berkeringat.

8.      8. Represi
Represi adalah konflik pikiran, impuls-impuls yang tidak dapat diterima dengan paksaan ditekan ke dalam alam tidak sadar dan dengan sengaja melupakan. Misalnya seorang karyawan yang dengan sengaja melupakan kejadian saat ia dimarahi oleh bosnya tadi siang.

9.      9. Supresi
Supresi yaitu menekan konflik, impuls yang tidak dapat diterima secara sadar. Individu tidak mau memikirkan hal-hal yang kurang menyenangkan dirinya. Misalnya dengan berkata “Sebaiknya kita tidak membicarakan hal itu lagi.”

1    10.  Denial
Denial adalah mekanisme perilaku penolakan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan. Misalnya seorang penderita diabetes memakan semua makanan yang menjadi pantangannya.
      
      11.  Regresi
Regresi adalah mekanisme perilaku seseorang yang apabila menghadapi konflik frustasi, ia menarik diri dari pergaulan dengan lingkunganya. Misalnya artis yang sedang digosipkan berselingkuh, karena malu maka ia menarik diri dari perkumpulannya.
      
      12.  Fantasi
Fantasi adalah apabila seseorang menghadapi konflik-frustasi, ia menarik diri dengan berkhayal/berfntasi, misalnya dengan lamunan. Contoh seorang pria yang tidak memiliki keberanian untuk menyatakan rasa cintanya melamunkan berbagai fantasi dirinya dengan orang yang ia cintai.
      
      13.  Negativisme
Adalah perilaku seseorang yang selalu bertentangan/menentang otoritas orang lain dengan perilaku tidak terpuji. Misalkan seorang anak yang menolak perintah gurunya dengan bolos sekolah. 

14. Sikap mengkritik orang lain
Bentuk pertahanan diri untuk menyerang orang lain dengan kritikan-kritikan. Perilaku ini termasuk perilaku agresif yang aktif (terbuka). Misalkan seorang karyawan yang berusaha menjatuhkan karyawan lain dengan adu argument saat rapat berlangsung.

Selain mekanisme pertahanan diri yang digunakan untuk mengatasi serta mengurangi stress yang timbul karena adanya stressor, individu dapat juga menggunakan berbagai strategi coping yang spontan untuk mengatasi stress “minor”. 

Coping strategy merupakan koping yang digunakan individu secara sadar dan terarah dalam mengatasi sakit atau stressor yang dihadapinya. Metode koping bisa diperoleh dari proses belajar dan beberapa relaksasi. Jika individu menggunaan strategi koping yang efektif dan cocok dengan stressor yang dihadapinya, stressor tersebut tidak akan menimbulkan sakit (disease), tetapi stressor tersebut akan menjadi suatu stimulan yang memberikan wellness dan prestasi.

Untuk mengatasi stres “minor”, individu dapat melakukan berbagai macam koping spontan dan sederhana. Tidak perlu memerlukan banyak biaya dan waktu yang dikorbankan. Stres “minor” merupakan stres yang tidak terlalu besar pengaruhnya terhadap individu yang merasakannya. Misalnya seperti kecelakaan, mendapat nilai yang buruk di rapot, telat datang ke kantor, dan lain sebagainya.

Biasanya jika tingkat stres yang dirasakan individu cukup parah, peranan obat/medikasi sangat membantu. Namun terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan di saat stres juga tidak baik pengaruhnya bagi kesehatan fisik.

Ada beberapa teknik terapi yang dicobakan untuk mengatasi stres. Biofeedbacknadalah suatu teknik untuk mengetahui bagian tubuh mana yang terkena stres dan kemudian belajar untuk menguasainya. Teknik ini menggunakan serangkaian alat yang cukup rumit, gunanya sebagai feedback atau umpan balik terhadap bagian tubuh tertentu. Biofeedback kurang efektif untuk digunakan secara praktis.

Untuk mengatasi stres minor, individu dapat mengatur istirahat yang cukup dan olah raga yang teratur. Karena cara hidup yang teratur dapat membuat orang jarang mengalami stres.

Relaksasi dan meditasi juga salah satu cara untuk mengurang stres “minor”. Dengan merasa rileks, seseorang dapat lebih tajam untuk mengetahui bagaian tubuh mana yang mengalami stres lalu mengembalikan kondisi tubuh ke kondisi semula. Selain iu meditasi juga memiliki keuntungan lain seperti konsentrasi menjadi lebih tajam dan pikira menjadi lebih tenang.

Namun dari semua strategi yang ada, menguah sikap hidup merupakan strategi yang paling ampuh untuk mengurangi stres yang dirasakan. Dengan mengubah pikiran negatif menjadi positif orang bisa merasa lebih baik dalam menghadapi stressornya. Orang juga merasa ikhlas dalam menjalani setiap masalah yang akan terus ada dalam hidupnya.

Strategi koping yang berhasil mengatasi stres harus memiliki empat komponen pokok:
  1. Peningkatan kesadaran terhadap masalah: mengetahui dan memahami masalah serta teori yang melatarbelakangi situasi yang tengah berlangsung.
  2. Pengolahan informasi: suatu pendekatan dengan cara mengalihkan persepsi sehingga ancaman yang ada akan diredam. komponen ini meliputi pengumulan informasi dan pengkajian sumber daya yang ada untuk memecahkan masalah.
  3. Pengubahan perilaku: suatu tindakan yang dipilih secara sadar dan bersifat positif, yang dapat meringankan, meminimalkan, atau menghilangkan stressor.
  4. Resolusi damai: suatu perasaan bahwa situasi telah berhasil di atasi.

DAFTAR PUSTAKA
Sunaryo. 2002. Psikologi untuk keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Siswanto. 2007. Kesehatan mental; konsep, cakupan, dan perkembangannya. Yogyakarta: C.V Andi Offset
Halgin, R.P., Whitbourne, S.K. 2010. Psikologi abnormal. Jakarta: Salemba Humanika
Munandar, A.S. 2001. Psikologi industry dan organisasi. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press)
Nursalam, Kurniawati, N.D. 2007. Asuhan keperawatan pada pasien terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta: Salemba Medika
Anonim. 1999. Manajemen stres. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

a life less ordinary review


Sebuah memoar oleh Baby Halder

Dari Gelap Kepada Terang

Novel dengan tema budaya India ini diangkat berdasarkan kisah nyata sang penulis. Beragam  segi yang penulis sampaikan dalam novel ini, mulai dari segi kebudayaan India, kekerasan, penderitaan,  pernikahan, pendidikan, sampai nilai-nilai moral tercurah dalam novel yang dibalut dengan suasana asli dari India ini.

Baby Halder, seorang anak perempuan yang ditelantarkan oleh ibunya semasa kecil, dan seorang wanita yang dinikahkan dengan lelaki tak bertanggung jawab oleh ayahnya. Baby mulai mengawali masa-masa yang sulit saat ayahnya tidak lagi mendapat pekerjaan. Himpitan ekonomi membuat kebahagiaannya tidak dapat bertahan utuh. Baby dan kakak adiknya pun menjadi luapan kekesalan ibu dan ayahnya. 

Di saat usianya menginjak umur 13 tahun, Baby dinikahkan oleh lelaki yang belum pernah ia kenali sebelumnya. Lelaki yang usianya belasan tahun lebih tua darinya. Pernikahan pun tidak berjalan mulus sesuai dengan apa yang ia pikirkan sebelumnya. Suaminya sering sekali mengeluarkan kata-kata kotor kepada Baby dan kerap kali memukuli Baby. Hingga akhirnya Baby menjadi ibu dari tiga orang anak di usianya yang sangat dini. Sampai suatu saat Baby memutuskan suatu keputusan besar, yaitu membawa ketiga anaknya dan meninggalkan rumah serta suaminya. Dengan berbagai cobaan ia dan ketiga anaknya berusaha untuk tetap hidup. 

Baby adalah wanita yang sangat menyukai sekolah. Walaupun sekolahnya hanya sampai SD, tapi ia berusaha mengajar dan memberi ilmu kepada anak-anaknya. Baby bekerja sebagai pembantu rumah tangga setelah ia pergi meninggalkan suaminya. Ia bekerja dari rumah satu ke rumah lain hingga ia dapat memberikan uang sebagai nafkah untuk anak-anaknya meskipun itu kurang dari cukup. Baby juga tidak mendapatkan perlakuan baik selama ia bekerja sebagai pembantu di beberapa rumah.

Setelah beberapa kali Baby berpindah tempat menjadi buruh cuci di beberapa daerah di Delhi, pada akhirnya ia bekerja di suatu rumah, suatu rumah yang akan mengubah jalan hidupnya. Yaitu rumah seorang laki-laki muslim, Dr Prabodh Kumar. Ia memperlakukan Baby selayak anak perempuannya sendiri.Prabodh Kumar-lah yang pertama kali menyadari ketertarikan Baby pada dunia sastra sangat besar. Prabodh Kumar sendiri berasal dari keluarga penulis. Melihat semangat dan kecerdasan Baby dalam tulisannya, Prabodh menyuruhnya untuk tetap menulis apa yang ingin Baby tuliskan hingga akhirnya terbitlah buku A life less ordinary yang kurang lebih mencakup sebagai diary Baby.

Buku ini unik. Di dalamnya sangat terasa sentuhan budaya India. Dilengkapi dengan beberapa istilah India beserta artinya. Cerita yang dituliskan Baby terkesan tidak melebih-lebihkan tapi terkesan menjadi cerita yang tidak biasa. Cerita ini memang bukan cerita yang sangat special, karna masih banyak perempuan yang diperlakukan sama dengan apa yang dialami oleh Baby. Namun semangat dan minatnya dalam dunia pendidikan di tengah orang-orang yang tidak mendukungnya, cerita Baby patut untuk dijadikan cermin bagi kita, para pembaca.

Jika ada sisi positif, pasti ada sisi negatif dari setiap permasalahan. Seperti yang kita ketahui, novel ini bersifat dramatis. Pembaca dapat menemukan terlalu banyak kejadian kekerasan yang dialami oleh Baby. Mungkin orang akan mudah bosan dengan alur seperti ini. Tetapi hal itu tidak terlalu terlihat karena novel ini menyuguhkan happy ending yang tak terduga.

Bagaimana? Cukup menarik bukan? Bagi yang tertarik dengan budaya India, novel ini cukup menjelaskan keunikan budaya tersebut J

Buku:
Halder, Baby. 2008. A life less ordinary: Dari gelap kepada terang. Jakarta: Gagas Media

MUSIC get some

Please don’t stop the music!!!

Semua orang dari kalangan muda hingga kalangan tua pasti kenal dan pernah mendengar musik. Musik digunakan untuk memperindah suatu hal yang sebenarnya biasa. Namun dengan adanya musik yang dimainkan, sesuatu yang terlihat biasa tersebut dapat berubah menjadi luar biasa dan banyak disukai orang.

Dulu musik banyak dijadikan sebagai pengantar upacara adat, ritual-ritual keagamaan, dan pengiring penyambutan atau perpisahan. Kebanyakan orang zaman dulu menari dan memainkan alat musik dengan alat-alat yang sederhana, seperti kayu, batu kecil dan besar, biji-bijian, atau bahkan mereka menggunakan suara yang bersahut-sahutan. 

Musik sangat mendarah daging dalam kehidupan kita. Bayangkan saja, saat kita sedang belajar kadang kita ditemani oleh musik-musik yang mellow, saat kita sedang berbelanja di suatu supermarket atau makan di sebuah resto, kita dapat mendengar musik yang diputar disana, saat kita sedang menonton televisi, tidak ada satupun acara yang tidak diiringi oleh musik. Acara berita pun menggunakan musik pengiringnya. Dan bahkan saat kita sedang mandi pun kita sering kali bernyanyi-nyanyi sendiri.



Kita dapat merasa relax saat mendengarkan musik kesukaan kita diputar. Dengan alunan lagu, pikiran yang kacau perlahan akan mengikuti irama yang didengarkan sehingga mood dapat kembali tenang. Biasanya orang-orang kantoran menggunakan musik untuk me-refresh pikirannya sehabis mereka berkutat dengan pekerjaan di hari itu. 

Musik memiliki banyak jenisnya (genre), ada musik pop, jazz, rock, slow, reggae, dan masih banyak lagi. Tiap-tiap jenis musik memiliki sejarahnya sendiri. alat-alat musik modern juga semakin banyak dikenali orang, seperti gitar, drum, piano, biola, terompet, dan lain sebagainya. Alangkah merdunya orang yang bermusik sesuai dengan karakter suara yang ia miliki bukan hanya bernyanyi tapi meresahkan orang-orang disekitarnya. 

Tidak bisa dibayangkan bukan, jika dunia ini tidak ada musik yang mengalun menemani langkah kita. Entah ada sihir apa dalam setiap alunan lagu, hidup akan terasa sangat hampa jika kita tidak mendengar musik. Terkadang dalam hati kita pun menyanyikan lagu walaupun kita tidak mendendangkannya dengan mulut kita. Itulah mengapa musik sangat mendarah daging di kehidupan kita.

Well, here I’ll share some link to you, if you want to search or download the song you like, you can found it. And here you are…

ada 4shared

gudang lagu

stafaband 

atau


Naah bagaimana teman-teman? Sepertinya kita harus banyak-banyak berterima kasih kepada orang yang menemukan musik dalam kehidupan ini. Musik favorit kita dapat memberikan terapi tanpa harus dibayar loooh. Mereka bebas dan selalu ada untuk kita. 

I love music, what about you?

c i ci n t a ta, CINTA :)

CINTA

Tulisan ini bukan bertujuan untuk membuat penggalau menjadi tambah galau. Hanya ingin berbagi ilmu saja. Cinta seperti apa sih yang sedang kamu jalani saat ini?

Cinta merupakan secuil kata yang memiliki beribu makna. Makna yang tersirat dari cinta dapat membawa banyak perubahan dalam hidup orang yang merasakannya. Cinta tidak pernah salah keberadaannya, hanya saja terkadang kita kurang memahami arti cinta yang sesungguhnya. Tidak ada manusia yang memiliki cinta yang 100% sempurna. Sekalipun ilmuwan ternama yang menulis tentang cinta. Cinta yang paling kekal adalah cinta Allah swt. dan cinta Nabi Muhammad saw kepada umatnya.

Kebanyakan kita, para remaja akan merasa gelisah jika tidak memiliki pasangan. Pasangan bukan hanya pacar saja. Tetapi juga sahabat, teman, work-partner dan lain sebagainya. Itu hal yang sangat wajar. Jadi orang yang galau karena tidak memiliki pasangan pun bisa kita anggap WAJAR. Dan, tidak semua jomblo adalah orang “galau”.

Psikologi juga mempelajari cinta. Cinta yang banyak dibicarakan orang akan diulas sebagiannya di blog ini. Menurut Robert J. Stenberg, cara cinta berkembang sudah merupakan sebuah cerita. Kebanyakan, cerita cinta tidak mudah untuk dilupakan. Terutama saat terjadinya proses pendekatan (PDKT) yang umumnya terasa lebih indah menurut sebagian orang.

Stenberg juga mengemukakan subteori  segitiga cinta (triangular subtheory of love), teori ini menyatakan bahwa pola cinta berkisar pada keseimbangan antara tiga elemen, yaitu keintiman, gairah, dan komitmen.

1. Keintiman (Intimacy)
Keintiman merupakan unsur emosional. Keintiman melibatkan pengungkapan diri yang mengarah ke keterikatan, kehangatan dan rasa percaya. Dalam suatu hubungan, kita butuh untuk percaya dan mendapat kepercayaan dari pasangan. Keintiman ini akan mempererat rasa cinta diantara dua orang yang saling terikat. Dimana saat melihat orang yang kita cintai, kita dapat merasa tenang dan tidak memunculkan sifat-sifat buruk. Selain itu, jika suatu kepercayaan telah dipegang teguh oleh pasangan, kemungkinan untuk melalui berbagai masalah bersama pun dapat teratasi.

2.      2. Gairah (Passion)
Gairah merupakan unsur motivasional. Gairah didasari oleh dorongan yang mentranslasi rangsangan fisiologis menjadi hasrat seksual. Gairah memang diperlukan dalam suatu hubungan. Tidak semua gairah bersifat negatif, gairah yang tidak terbataslah yang akan merusak hubungan tersebut dengan sendirinya. Seperti contoh, dewasa ini banyak sekali remaja yang tidak dapat mengendalikan gairahnya saat menjalani suatu hubungan dengan seseorang sehingga mereka terjerumus ke dalam kecaman penyakit HIV/AIDS dan lain sebaginya. Gairah yang tak terbatasi ini akan berdampak buruk baik bagi diri sendiri, bagi hubungan cintanya, ataupun lingkungan sekitarnya.

3.      3. Komitmen (Commitment)
Komitmen merupakan unsur kognitif. Komitmen juga merupakan suatu keputusan untuk mencintai dan bertahan dengan sang kekasih. Biasanya, komitmesn dapat terlihat saat seseorang memutuskan untuk menikah dengan orang pilihannya. Untuk menerima kekurangan orang yang dicintainya dan menjaga keutuhan cintanya.
Derajat tiap ketiga unsur menentukan jenis cinta yang dirasakan seseorang. Menurut Stenberg, pasangan cenderung merasa paling bahagia ketika segitiga mereka cukup mendekati kecocokan.
Selain itu, cinta dapat digolongkan dalam beberapa pola cinta berdasakan kategori ketiga elemen cinta  tersebut (keintiman, gairah, dan komitmen)

Pola-pola mencintai

Jenis Cinta
Keintiman
Gairah
Komitmen
Non-love (tidak cinta)
-
-
-
Liking (menyukai)
+
-
-
Passion (gairah)
-
+
-
Empty Love (cinta kosong)
-
-
+
Romantic Love (cinta romantis)
+
+
-
Companionate Love (cinta persahabatan)
+
-
+
Fatiouos Love (cinta bodoh)
-
+
+
Consummate Love (cinta yang sempurna)
+
+
+

Setiap orang memiliki pola mencintai yang berbeda. Dua insan yang terikat suatu hubungan pun tidak selalu memiliki cara untuk mencintai yang sama. Itulah mengapa manusia disebut dengan makhluk yang unik. 

Manusia dapat bersatu tanpa harus sama-sama berkulit putih. Manusia dapat bersatu tanpa harus sama-sama berintelektual tinggi. Dan, manusia pun dapat bersatu tanpa harus sama-sama berstatus sosial rendah. Rasa cinta dapat menyatukan perbedaan yang ada dengan porsi yang berbeda-beda. Apalagi jika ketiga elemen Stenberg tadi dapat memenuhi hubungan kita, cinta akan semakin terasa indah dan berwarna.

Let’s make your love’s walk in a safe side in your bright life 

Sumber:
Papalia, Diane. E., dkk. 2009. Human development, edisi 10. Jakarta: Salemba Humanika