CINTA
Tulisan ini bukan bertujuan untuk membuat penggalau menjadi tambah galau. Hanya ingin berbagi ilmu saja. Cinta seperti apa sih yang sedang kamu jalani saat ini?
Cinta merupakan secuil kata yang memiliki beribu makna. Makna yang tersirat dari cinta dapat membawa banyak perubahan dalam hidup orang yang merasakannya. Cinta tidak pernah salah keberadaannya, hanya saja terkadang kita kurang memahami arti cinta yang sesungguhnya. Tidak ada manusia yang memiliki cinta yang 100% sempurna. Sekalipun ilmuwan ternama yang menulis tentang cinta. Cinta yang paling kekal adalah cinta Allah swt. dan cinta Nabi Muhammad saw kepada umatnya.
Kebanyakan kita, para remaja akan merasa gelisah jika tidak memiliki pasangan. Pasangan bukan hanya pacar saja. Tetapi juga sahabat, teman, work-partner dan lain sebagainya. Itu hal yang sangat wajar. Jadi orang yang galau karena tidak memiliki pasangan pun bisa kita anggap WAJAR. Dan, tidak semua jomblo adalah orang “galau”.
Psikologi juga mempelajari cinta. Cinta yang banyak dibicarakan orang akan diulas sebagiannya di blog ini. Menurut Robert J. Stenberg, cara cinta berkembang sudah merupakan sebuah cerita. Kebanyakan, cerita cinta tidak mudah untuk dilupakan. Terutama saat terjadinya proses pendekatan (PDKT) yang umumnya terasa lebih indah menurut sebagian orang.
Stenberg juga mengemukakan subteori segitiga cinta (triangular subtheory of love), teori ini menyatakan bahwa pola cinta berkisar pada keseimbangan antara tiga elemen, yaitu keintiman, gairah, dan komitmen.
1. Keintiman (Intimacy)
Keintiman merupakan unsur emosional. Keintiman melibatkan pengungkapan diri yang mengarah ke keterikatan, kehangatan dan rasa percaya. Dalam suatu hubungan, kita butuh untuk percaya dan mendapat kepercayaan dari pasangan. Keintiman ini akan mempererat rasa cinta diantara dua orang yang saling terikat. Dimana saat melihat orang yang kita cintai, kita dapat merasa tenang dan tidak memunculkan sifat-sifat buruk. Selain itu, jika suatu kepercayaan telah dipegang teguh oleh pasangan, kemungkinan untuk melalui berbagai masalah bersama pun dapat teratasi.
2. 2. Gairah (Passion)
Gairah merupakan unsur motivasional. Gairah didasari oleh dorongan yang mentranslasi rangsangan fisiologis menjadi hasrat seksual. Gairah memang diperlukan dalam suatu hubungan. Tidak semua gairah bersifat negatif, gairah yang tidak terbataslah yang akan merusak hubungan tersebut dengan sendirinya. Seperti contoh, dewasa ini banyak sekali remaja yang tidak dapat mengendalikan gairahnya saat menjalani suatu hubungan dengan seseorang sehingga mereka terjerumus ke dalam kecaman penyakit HIV/AIDS dan lain sebaginya. Gairah yang tak terbatasi ini akan berdampak buruk baik bagi diri sendiri, bagi hubungan cintanya, ataupun lingkungan sekitarnya.
3. 3. Komitmen (Commitment)
Komitmen merupakan unsur kognitif. Komitmen juga merupakan suatu keputusan untuk mencintai dan bertahan dengan sang kekasih. Biasanya, komitmesn dapat terlihat saat seseorang memutuskan untuk menikah dengan orang pilihannya. Untuk menerima kekurangan orang yang dicintainya dan menjaga keutuhan cintanya.
Derajat tiap ketiga unsur menentukan jenis cinta yang dirasakan seseorang. Menurut Stenberg, pasangan cenderung merasa paling bahagia ketika segitiga mereka cukup mendekati kecocokan.
Selain itu, cinta dapat digolongkan dalam beberapa pola cinta berdasakan kategori ketiga elemen cinta tersebut (keintiman, gairah, dan komitmen)
Pola-pola mencintai
Jenis Cinta | Keintiman | Gairah | Komitmen |
Non-love (tidak cinta) | - | - | - |
Liking (menyukai) | + | - | - |
Passion (gairah) | - | + | - |
Empty Love (cinta kosong) | - | - | + |
Romantic Love (cinta romantis) | + | + | - |
Companionate Love (cinta persahabatan) | + | - | + |
Fatiouos Love (cinta bodoh) | - | + | + |
Consummate Love (cinta yang sempurna) | + | + | + |
Setiap orang memiliki pola mencintai yang berbeda. Dua insan yang terikat suatu hubungan pun tidak selalu memiliki cara untuk mencintai yang sama. Itulah mengapa manusia disebut dengan makhluk yang unik.
Manusia dapat bersatu tanpa harus sama-sama berkulit putih. Manusia dapat bersatu tanpa harus sama-sama berintelektual tinggi. Dan, manusia pun dapat bersatu tanpa harus sama-sama berstatus sosial rendah. Rasa cinta dapat menyatukan perbedaan yang ada dengan porsi yang berbeda-beda. Apalagi jika ketiga elemen Stenberg tadi dapat memenuhi hubungan kita, cinta akan semakin terasa indah dan berwarna.
Let’s make your love’s walk in a safe side in your bright life
Sumber:
Papalia, Diane. E., dkk. 2009. Human development, edisi 10. Jakarta: Salemba Humanika
0 komentar:
Posting Komentar