Tanggung jawab adalah salah satu hal penting dalam kepribadian seorang manusia. Tanggung jawab dalam kehidupan sangat diperlukan untuk membentuk kehidupan yang teratur, serta pribadi yang dapat dipercayai oleh orang lain. Tanggung jawab adalah sesuatu yang harus kita lakukan agar kita menerima sesuatu yang di namakan hak. Tanggung jawab juga merupakan sikap berani mengambil konsekuensi dari keputusan yang telah kita tentukan.
Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab sejak ia lahir hingga ia meninggalkan jasadnya. Bahkan di alam setelah kita meninggal dunia pun kita memiliki kewajiban yang harus kita pertanggung jawabkan di hadapan Tuhan. Apa yang kita lakukan harus berdasarkan pemikiran kita. Janganlah bertindak atau berkata yang asal-asalan. Karena itu mencerminkan diri kita yang tidak memiliki sifat tangung jawab.
Dengan memiliki sifat bertanggung jawab, seorang manusia akan mudah dalam menjalani kehidupannya. Ia akan dapat menyelesaikan setiap masalah yang ada dengan tepat dan tidak merugikan banyak orang. Ia juga akan disegani oleh orang-orang di sekitarnya. Memang kadang bertanggung jawab atas suatu perlakuan yang telah kita perbuat itu sangat lah sulit, tidak banyak orang yang mampu menerima tanggung jawab, dibandingkan orang yang menghindari tanggung jawab.
Dewasa ini, banyak sekali manusia yang “lari” dari tanggung jawabnya. Seperti seorang ibu yang membuang atau menjual anaknya kepada orang lain. Ia tidak bertanggung jawab terhadap anaknya. Padahal seorang anak yang telah dilahirkan adalah tanggung jawab kedua orang tua. Atau kasus seorang ayah yang meninggalkan keluarganya, tidak memberi nafkah, serta menyiksa dan menzalimi keluarganya. Sikap tersebut sangat bertentangan dengan prinsip tanggung jawab yang ada.
Tanggung jawab harus didasari dengan keikhlasan. Ikhlas dalam menjalani tanggung jawabnya. Banyak orang yang mengeluh saat menjalani tanggung jawab yang ia jalani. Sikap mengeluh tersebut sangat manusiawi. Namun tidak sedikit pula orang yang pergi meninggalkan tugas nya setelah mengetahui bahwa betapa beratnya untuk menerima tanggung jawab tersebut.
Setiap keputusan mengandung tanggung jawab. Bahkan keputusan seorang professor pun memiliki tanggung jawab yang tidak mudah. Tidak ada manusia yang tidak menerima tanggung jawab dalam hidupnya. Semua orang bahkan seorang anak balita pun pasti menerima tanggung jawab. Tanggung jawab sebagai seorang anak, tanggung jawab sebagai seorang yang berada dalam lingkungan masyarakat, tanggung jawab sebagai seorang pelajar, dan lainnya.
Tangung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Kita sebagai mahasiswa bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas dan urusan perkuliahan. Juga bertanggung jawab untuk membahagiakan keluarga dan orang tua. Kewajiban kita sebagai mahasiswa adalah belajar dan mengembangkan kemampuan yang kita tekuni. Agar apa yang telah kita pelajari dapat berguna dan menambah ilmu pengetahuan untuk masa yang akan datang.
Seseorang mau bertanggung jawab karena ada kesadaran atau keinsyafan atas segala perbuatan dan akibatnya atau juga atas kepentingan pihak lain. Timbulnya tanggung jawab itu karena manusia itu hidup bermasyarakat atau dengan kata lain disebut makhluk sosial. Dan hidup dalam lingkungan alam yang menjadi sumber kehidupannya. Manusia tidak boleh berbuat semaunya terhadap manusia lain dan terhadap alam lingkungannya. Karena manusia dan alam saling membutuhkan satu sama lain. Jika manusia tidak bertanggung jawab terhadap lingkungannya, siapa lagi yang akan melakukannya? Manusia menciptakan keseimbangan, keserasian, keselarasan antara sesama manusia dan antara manusia dan lingkungan.
Tanggung jawab bisa dikelompokkan dalam dua hal. Pertama, tanggung jawab individu terhadap dirinya pribadi. Dia harus bertanggung jawab terhadap akal (pikiran) nya, ilmu, raga, harta, waktu, dan kehidupannya secara umum. Rasulullah bersabda: "Bani Adam tidak akan lepas dari empat pertanyaan (pada hari kiamat nanti); Tentang umur, untuk apa ia habiskan; Tentang masa muda, bagaimana ia pergunakan; Tentang harta, dari mana ia peroleh dan untuk apa ia gunakan; Tentang ilmu, untuk apa ia amalkan."
Kedua, tanggung jawab manusia kepada orang lain dan lingkungan (sosial) di mana ia hidup. Kita ketahui bersama bahwa manusia adalah makhluq yang membutuhkan orang lain dalam hidupnya untuk pengembangan dirinya. Dengan kata lain, ia mempunyai kewajiban-kewajiban moral terhadap lingkungan sosialnya. Kewajiban sangat erat kaitannya dengan eksistensi seseorang sebagai bagian dari masyarakat. Kita sadar bahwa kalau kita tidak melaksanakan tanggung jawab terhadap orang lain, tidak pantas bagi kita menuntut orang lain untuk bertanggung jawab pada kita. Kalau kita tidak berlaku adil pada orang lain, jangan harap orang lain akan berbuat adil pada kita
manusia dan pandangan hidup
Pandangan hidup adalah kemampuan setiap manusia untuk memiliki prinsip dan cita-cita ke masa yang akan datang. Kita akan menganut prinsip hidup yang bersesuaian dengannya, dan kita pun akan menganut pola-pikir yang bersesuaian dengan prinsip hidup kita itu. Kebanyakan manusia memiliki pandangan hidup untuk dirinya sendiri dan keluarganya kelak.
Pandangan Hidup umat manusia sepanjang sejarahnya mencatat banyak ragam pandangan hidup, baik yang dikenal sebagai filsafat maupun yang dikenal sebagai ajaran leluhur, atau yang dikenal sebagai agama/ajaran Tuhan. Dalam Islam, pandangan hidup itu disebut aqidah (suatu keyakinan yang mengikat batin manusia). Karena mengikat batin maka aqidah menjadi pegangan hidup. Aqidah Islam memperkenalkan kepada manusia tentang Tuhan, tentang alam raya dan tentang makhluk manusia, di mana setiap individu termasuk di dalamnya.
Pandangan hidup berisikan tentang kehidupan. Dalam kehidupan itu sendiri kita sebagai manusia mengenal adanya peringatan ataupun larangan. Serta aturan-aturan kehidupan yang berasal dari Tuhan kita ataupun dari leluhur-leluhur kita. Pandangan hidup sangat berkaitan erat dengan keyakinan yang kita peluk. Dengan adanya keyakinan, seorang manusia memiliki pedoman yang mengatur hidupnya agar mempunyai tujuan hidupnya masing-masing.
Manusia yang menganut pandangan hidup tertentu, akan menganut prinsip-hidup tertentu. Prinsip hidup inilah yang selalu akan menjadi orientasi utama seseorang di dalam menjalani hidupnya. Pembelajaran dan pengenalan mengenai pengetahuan tentang kehidupan pada usia dini sangat diperlukan untuk membentuk pribadi yang memiliki pandangan hidup serta prinsip yang baik. Seorang anak yang mendapat didikan yang baik akan membentuk pandangan hidup yang baik pula dan dapat menyelesaikan segala permasalahan hidupnya dengan cara yang tepat. Kelakuan atau pikirannya pun tidak berlawanan dengan aturan yang ada.
Maka dari itu seorang manusia perlu mengetahui mana yang baik dan buruk, benar dan salah, gelap dan terang serta hitam putihnya dunia. Manusia perlu mengetahui hal tersebuat agar tidak menjadi manusia yang salah dalam mengambil jalan hidup. Apa lagi tanpa mereka sadari mereka telah terjerumus dan tersesat dalam menentukan tujuan hidupnya. Manusia yang seperti ini biasanya akan terkucilkan dan memiliki emosi yang sangat labil. Serta selalu menyesal dengan segala keadaan yang ia dapati saat itu.
Pandangan hidup berkaitan erat dengan prinsip hidup, jalan hidup serta tujuan hidup. Manusia yang memiliki pandangan hidup akan menciptakan prinsip hidup yang akan menyertai jalan hidup yang ia pilih dalam kehidupannya. Setelah ia menjalankan hidup nya dengan berpedoman pada prinsip dan pandangan hidupnya, ia akan menentukan tujuan hidup. Kepada siapa ia hidup, kemana arah hidupnya, dan kapan ia akan menyudahi jalan hidupnya.
Saat ini banyak sekali kita temukan orang-orang yang memiliki pandangan hidup yang menyimpang. Memang, setiap manusia bebas dalam memilih pandangan hidup serta jalan hidupnya masing-masing. Namun pandangan hidup disini adalah pandangan hidup yang tidak merugikan dirinya sendri ataupun orang lain. Seperti contohnya keributan yang sering terjadi dengan alasan agama. Sebagian orang berpikir bahwa agamanya lah yang paling utama dan yang paling benar. Dan sebagian lagi merasa agama nya telah diganggu dan diusik ketentramannya. Perbedaan pandangan hidup seperti ini sering sekali terjadi dalam kehidupan. Tidak hanya masalah agama, masalah lain pun sering kali muncul yang berkaitan dengan perbedaan pandangan.
Menurut asalnya pandangan hidup dibagi menjadi 3 yaitu :
a) Pandangan hidup yang berasal dari agama,
b) Pandangan hidup yang berupa ideologi, dan
c) Pandangan hidup hasil renungan.
Pandangan hidup juga didasari oleh cita-cita. Cita-cita akan mendorong seseorang untuk berusaha bagaimana caranya untuk meraih cita-cita tersebut. Kita sering mendengar pepatah yang mengatakan “gantungkanlah cita-cita mu setinggi langit”. Itu bertujuan agar manusia yang hidup di dunia agar selalu berusaha dalam hidupnya dalam keadan apapun. Karena hidup serta pandangan hidup seorang manusia dibentuk oleh dirinya sendiri. Bukan orang lain.
Pandangan Hidup umat manusia sepanjang sejarahnya mencatat banyak ragam pandangan hidup, baik yang dikenal sebagai filsafat maupun yang dikenal sebagai ajaran leluhur, atau yang dikenal sebagai agama/ajaran Tuhan. Dalam Islam, pandangan hidup itu disebut aqidah (suatu keyakinan yang mengikat batin manusia). Karena mengikat batin maka aqidah menjadi pegangan hidup. Aqidah Islam memperkenalkan kepada manusia tentang Tuhan, tentang alam raya dan tentang makhluk manusia, di mana setiap individu termasuk di dalamnya.
Pandangan hidup berisikan tentang kehidupan. Dalam kehidupan itu sendiri kita sebagai manusia mengenal adanya peringatan ataupun larangan. Serta aturan-aturan kehidupan yang berasal dari Tuhan kita ataupun dari leluhur-leluhur kita. Pandangan hidup sangat berkaitan erat dengan keyakinan yang kita peluk. Dengan adanya keyakinan, seorang manusia memiliki pedoman yang mengatur hidupnya agar mempunyai tujuan hidupnya masing-masing.
Manusia yang menganut pandangan hidup tertentu, akan menganut prinsip-hidup tertentu. Prinsip hidup inilah yang selalu akan menjadi orientasi utama seseorang di dalam menjalani hidupnya. Pembelajaran dan pengenalan mengenai pengetahuan tentang kehidupan pada usia dini sangat diperlukan untuk membentuk pribadi yang memiliki pandangan hidup serta prinsip yang baik. Seorang anak yang mendapat didikan yang baik akan membentuk pandangan hidup yang baik pula dan dapat menyelesaikan segala permasalahan hidupnya dengan cara yang tepat. Kelakuan atau pikirannya pun tidak berlawanan dengan aturan yang ada.
Maka dari itu seorang manusia perlu mengetahui mana yang baik dan buruk, benar dan salah, gelap dan terang serta hitam putihnya dunia. Manusia perlu mengetahui hal tersebuat agar tidak menjadi manusia yang salah dalam mengambil jalan hidup. Apa lagi tanpa mereka sadari mereka telah terjerumus dan tersesat dalam menentukan tujuan hidupnya. Manusia yang seperti ini biasanya akan terkucilkan dan memiliki emosi yang sangat labil. Serta selalu menyesal dengan segala keadaan yang ia dapati saat itu.
Pandangan hidup berkaitan erat dengan prinsip hidup, jalan hidup serta tujuan hidup. Manusia yang memiliki pandangan hidup akan menciptakan prinsip hidup yang akan menyertai jalan hidup yang ia pilih dalam kehidupannya. Setelah ia menjalankan hidup nya dengan berpedoman pada prinsip dan pandangan hidupnya, ia akan menentukan tujuan hidup. Kepada siapa ia hidup, kemana arah hidupnya, dan kapan ia akan menyudahi jalan hidupnya.
Saat ini banyak sekali kita temukan orang-orang yang memiliki pandangan hidup yang menyimpang. Memang, setiap manusia bebas dalam memilih pandangan hidup serta jalan hidupnya masing-masing. Namun pandangan hidup disini adalah pandangan hidup yang tidak merugikan dirinya sendri ataupun orang lain. Seperti contohnya keributan yang sering terjadi dengan alasan agama. Sebagian orang berpikir bahwa agamanya lah yang paling utama dan yang paling benar. Dan sebagian lagi merasa agama nya telah diganggu dan diusik ketentramannya. Perbedaan pandangan hidup seperti ini sering sekali terjadi dalam kehidupan. Tidak hanya masalah agama, masalah lain pun sering kali muncul yang berkaitan dengan perbedaan pandangan.
Menurut asalnya pandangan hidup dibagi menjadi 3 yaitu :
a) Pandangan hidup yang berasal dari agama,
b) Pandangan hidup yang berupa ideologi, dan
c) Pandangan hidup hasil renungan.
Pandangan hidup juga didasari oleh cita-cita. Cita-cita akan mendorong seseorang untuk berusaha bagaimana caranya untuk meraih cita-cita tersebut. Kita sering mendengar pepatah yang mengatakan “gantungkanlah cita-cita mu setinggi langit”. Itu bertujuan agar manusia yang hidup di dunia agar selalu berusaha dalam hidupnya dalam keadan apapun. Karena hidup serta pandangan hidup seorang manusia dibentuk oleh dirinya sendiri. Bukan orang lain.
Bilangan Biner
Bilangan Biner
1.Carilah bilangan hexadesimal dari (8754)10
Cara 1 : di ubah menjadi bilangan biner.
8754 : 2 = sisa 0
4377 : 2 = sisa 1
2188 : 2 = sisa 0
1094 : 2 = sisa 0
547 : 2 = sisa 1
273 : 2 = sisa 1
136 : 2 = sisa 0
68 : 2 = sisa 0
34 : 2 = sisa 0
17 : 2 = sisa 1
8 : 2 = sisa 0
4 : 2 = sisa 0
2 : 2 = sisa 0
hasil 1
(8754)10 = (10001000110010) 2
0010 – 0010 – 0011 – 0010
2 2 3 2
= (2232)16
2.Carilah Bilangan Oktal dari (872)10
Cara 2 : dibagi dengan bilangan octal (8)
872 : 8 = 0
109 : 8 = 5
13 : 8 = 5
Hasil 1
(872)10 = (1550)8
3.Hitunglah nilai oktal dari (101110111)2
(101110111)2 di kelompokan menjadi 101 110 111
101 punya bilangan 5 oktal
110 puny bilangan 6 oktal
111 punya bilangan 7 oktal
jadi hasilnya 101110111 punya bilangan 567 oktal
4. Ubahlah (251)8 menjadi bilangan biner.
2 5 1
binernya 010 101 001
jadi hasilnya 010101001
5.( 110101101011)2 menjadi bilangan hexadesimal
( 110101101011)2 di kelompokan menjadi 1101 0110 1011
1101 punya bilngan D hexadesimsal
0110 punya bilangan G hexadesimal
10111 punya bilangan B hexadesimal
jadi hasilnya 110101101011 punya bilangan DGB hexadesimal
1.Carilah bilangan hexadesimal dari (8754)10
Cara 1 : di ubah menjadi bilangan biner.
8754 : 2 = sisa 0
4377 : 2 = sisa 1
2188 : 2 = sisa 0
1094 : 2 = sisa 0
547 : 2 = sisa 1
273 : 2 = sisa 1
136 : 2 = sisa 0
68 : 2 = sisa 0
34 : 2 = sisa 0
17 : 2 = sisa 1
8 : 2 = sisa 0
4 : 2 = sisa 0
2 : 2 = sisa 0
hasil 1
(8754)10 = (10001000110010) 2
0010 – 0010 – 0011 – 0010
2 2 3 2
= (2232)16
2.Carilah Bilangan Oktal dari (872)10
Cara 2 : dibagi dengan bilangan octal (8)
872 : 8 = 0
109 : 8 = 5
13 : 8 = 5
Hasil 1
(872)10 = (1550)8
3.Hitunglah nilai oktal dari (101110111)2
(101110111)2 di kelompokan menjadi 101 110 111
101 punya bilangan 5 oktal
110 puny bilangan 6 oktal
111 punya bilangan 7 oktal
jadi hasilnya 101110111 punya bilangan 567 oktal
4. Ubahlah (251)8 menjadi bilangan biner.
2 5 1
binernya 010 101 001
jadi hasilnya 010101001
5.( 110101101011)2 menjadi bilangan hexadesimal
( 110101101011)2 di kelompokan menjadi 1101 0110 1011
1101 punya bilngan D hexadesimsal
0110 punya bilangan G hexadesimal
10111 punya bilangan B hexadesimal
jadi hasilnya 110101101011 punya bilangan DGB hexadesimal
manusia dan keadilan
Keadilan dalam hidup sangat penting bagi kondisi psikis seorang individu atau kelompok. dalam kenyataannya manusia hidup saling berdampingan satu dengan yang lain. Dalam kehidupan ada banyak hak yang berbeda-beda pada setiap individu. Maka dari itu, butuh keadilan dalam kehidupan manusia agar tidak terjadi perpecahan atau pertentangan mengenai penerimaan hak dan sebagainya.
Kemampuan setiap individu atau kelompok berbeda-beda. Ada yang mampu memenuhi hak dan kewajiban nya dengan mudah, dan ada pula yang harus berjuang keras untuk mendapatkan hak dan kewajiban nya yang layak. Jika seorang individu atau kelompok tidak dapat mengontrol emosi dan berpikiran positif tentang apa yang ada di sekitar nya tersebut, akan mudah terjadi kecemburuan sosial yang berdampak buruk bagi diri sendiri maupun lingkungan. Bahkan akan mudah ditemukan berbagai macam kriminalitas yang terjadi jika tidak ada keseimbangan sosial dalam kehidupan. Keseimbangan sosial mengharuskan kita untuk memerhatikan neraca kebutuhan.
Untuk itu seorang manusia berhak mendapatkan keadilan. Keadilan disini merupakan sikap memperlakukan seorang individu atau kelompok dengan seimbang dan sesuai dengan hak da kewajibannya serta setara dengan harkat martabatnya. Tidak ada definisi yang sangat mendetail tentang keadilan. Karena ‘keadilan’ bersifat relatif. Keadilan menurut seorang pengusaha dan keadilan menurut seorang pedagang asongan tidaklah sama. Intinya keadilan hanya menginginkan kebahagiaan. Tidak ada keadilan yang mengakibatkan penderitaan.
Adil dalam menganut agama, adil dalam mendapatkan pekerjaan yang layak, adil dalam mendapatkan pendidikan, adil dalam mendapat kasih sayang, adil dalam memberi perhatian kepada orang lain, dan masih banyak lagi keadilan yang ada di sekitar kita. Keadilan tersebut pasti dan selalu mengharapkan senyuman dan kemakmuran dari sekitarnya. Manusia selalu menginginkan perdamaian. Dengan adanya keadilan, manusia menghindari kecemburuan yang dapat menyakiti perasaan individu atau kelompok lainnya.
Hidup sangat berkaitan dengan keadilan. Bahkan dalam pedoman negara kita juga menyinggung tentang keadilan yang harus dimiliki setiap individunya. Contohnya saja pada teks pancasila. Yaitu sila kelima yang berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Sila keadilan sosial tersebut mengandung prinsip bahwa setiap orang di Indonesia akan dapat perlakuan yang adil dalam bidang hukum, politik, ekonomi, dan kebudayaan.
Banyak sekali kasus ketidakadilan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat, apalagi pada masyarakat yang berdomisili di pinggiran kota-kota besar. Mereka tidak mendapatkan hak nya dengan layak. Apa yang seharusnya mereka dapatkan tidak bisa mereka rasakan. Sehingga banyak sekali kejahatan yang terjadi karena tidak meratanya pambagian hak oleh masyarakat.
Anak-anak dibawah umur juga sering mendapatan ketidakadilan dalam pendidikan contohnya. Seorang anak yang seharusnya menerima pendidikan dan pengajaran yang layak malah dipaksa untuk menanggung beban hidup yang cukup berat. Ini juga salah satu sebab mengapa banyak manusia yang tidak memiliki kualitas yang memadai. Manusia yang baik adalah manusia yang cukup menerima keadilan dalam hidupnya. Baik berupa jasmani atau rohani.
Berbagai Macam Keadilan
1. Keadilan legal atau keadilan moral
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjadi kesatuannya. Dalam masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan menurut sifat dasarnya paling cocok baginya ( the man behind the gun ). Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan oleh yang lainnya disebut keadilan legal
2. Keadilan distributive
Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama diperlakukan tidak sama (justice is done when equels are treated equally).
3. Keadilan komutatif
Keadilan ini bertujuan untuk memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan ini merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrem menjadikan ketidakadilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat
Dampak positif dari keadilan itu sendiri dapat membuahkan kreatifitas dan seni tingkat tinggi. Karena ketika seseorang mendapat perlakuan yang tidak adil maka orang tersebut akan mencoba untuk bertanya atau melalukan perlawanan “protes” dengan caranya sendiri. Cara itulah yang dapat menimbulkan kreatifitas dan seni tingkat tinggi seperti demonstrasi, melukis, menulis dalam bentuk apapun hingga bahkan membalasnya dengan berdusta dan melakukan kecurangan.
Keadilan itu sendiri memiliki sifat yang bersebrangan dengan dusta atau kecurangan. Dimana kecurangan sangat identik dengan perbuatan yang tidak baik dan tidak jujur. Atau dengan kata lain apa yang dikatakan tidak sama dengan apa yang dilakukan. Kecurangan pada dasarnya merupakan penyakit hati yang dapat menjadikan orang tersebut menjadi serakah, tamak, rakus, iri hati, matrealistis serta sulit untuk membedakan antara hitam dan putih lagi dan mengesampingkan nurani dan sisi moralitas.
Semua manusia selalu mengharapkan keadilan dalam hidupnya. Dengan keadilan juga akan tercipta kemakmuran dan keseimbangan sosial. Asal memiliki sifat saling tolong menolong dan peduli terhadap sesama, kehidupan pasti lebih nyaman dan tentram.
Kemampuan setiap individu atau kelompok berbeda-beda. Ada yang mampu memenuhi hak dan kewajiban nya dengan mudah, dan ada pula yang harus berjuang keras untuk mendapatkan hak dan kewajiban nya yang layak. Jika seorang individu atau kelompok tidak dapat mengontrol emosi dan berpikiran positif tentang apa yang ada di sekitar nya tersebut, akan mudah terjadi kecemburuan sosial yang berdampak buruk bagi diri sendiri maupun lingkungan. Bahkan akan mudah ditemukan berbagai macam kriminalitas yang terjadi jika tidak ada keseimbangan sosial dalam kehidupan. Keseimbangan sosial mengharuskan kita untuk memerhatikan neraca kebutuhan.
Untuk itu seorang manusia berhak mendapatkan keadilan. Keadilan disini merupakan sikap memperlakukan seorang individu atau kelompok dengan seimbang dan sesuai dengan hak da kewajibannya serta setara dengan harkat martabatnya. Tidak ada definisi yang sangat mendetail tentang keadilan. Karena ‘keadilan’ bersifat relatif. Keadilan menurut seorang pengusaha dan keadilan menurut seorang pedagang asongan tidaklah sama. Intinya keadilan hanya menginginkan kebahagiaan. Tidak ada keadilan yang mengakibatkan penderitaan.
Adil dalam menganut agama, adil dalam mendapatkan pekerjaan yang layak, adil dalam mendapatkan pendidikan, adil dalam mendapat kasih sayang, adil dalam memberi perhatian kepada orang lain, dan masih banyak lagi keadilan yang ada di sekitar kita. Keadilan tersebut pasti dan selalu mengharapkan senyuman dan kemakmuran dari sekitarnya. Manusia selalu menginginkan perdamaian. Dengan adanya keadilan, manusia menghindari kecemburuan yang dapat menyakiti perasaan individu atau kelompok lainnya.
Hidup sangat berkaitan dengan keadilan. Bahkan dalam pedoman negara kita juga menyinggung tentang keadilan yang harus dimiliki setiap individunya. Contohnya saja pada teks pancasila. Yaitu sila kelima yang berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Sila keadilan sosial tersebut mengandung prinsip bahwa setiap orang di Indonesia akan dapat perlakuan yang adil dalam bidang hukum, politik, ekonomi, dan kebudayaan.
Banyak sekali kasus ketidakadilan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat, apalagi pada masyarakat yang berdomisili di pinggiran kota-kota besar. Mereka tidak mendapatkan hak nya dengan layak. Apa yang seharusnya mereka dapatkan tidak bisa mereka rasakan. Sehingga banyak sekali kejahatan yang terjadi karena tidak meratanya pambagian hak oleh masyarakat.
Anak-anak dibawah umur juga sering mendapatan ketidakadilan dalam pendidikan contohnya. Seorang anak yang seharusnya menerima pendidikan dan pengajaran yang layak malah dipaksa untuk menanggung beban hidup yang cukup berat. Ini juga salah satu sebab mengapa banyak manusia yang tidak memiliki kualitas yang memadai. Manusia yang baik adalah manusia yang cukup menerima keadilan dalam hidupnya. Baik berupa jasmani atau rohani.
Berbagai Macam Keadilan
1. Keadilan legal atau keadilan moral
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjadi kesatuannya. Dalam masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan menurut sifat dasarnya paling cocok baginya ( the man behind the gun ). Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan oleh yang lainnya disebut keadilan legal
2. Keadilan distributive
Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama diperlakukan tidak sama (justice is done when equels are treated equally).
3. Keadilan komutatif
Keadilan ini bertujuan untuk memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan ini merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrem menjadikan ketidakadilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat
Dampak positif dari keadilan itu sendiri dapat membuahkan kreatifitas dan seni tingkat tinggi. Karena ketika seseorang mendapat perlakuan yang tidak adil maka orang tersebut akan mencoba untuk bertanya atau melalukan perlawanan “protes” dengan caranya sendiri. Cara itulah yang dapat menimbulkan kreatifitas dan seni tingkat tinggi seperti demonstrasi, melukis, menulis dalam bentuk apapun hingga bahkan membalasnya dengan berdusta dan melakukan kecurangan.
Keadilan itu sendiri memiliki sifat yang bersebrangan dengan dusta atau kecurangan. Dimana kecurangan sangat identik dengan perbuatan yang tidak baik dan tidak jujur. Atau dengan kata lain apa yang dikatakan tidak sama dengan apa yang dilakukan. Kecurangan pada dasarnya merupakan penyakit hati yang dapat menjadikan orang tersebut menjadi serakah, tamak, rakus, iri hati, matrealistis serta sulit untuk membedakan antara hitam dan putih lagi dan mengesampingkan nurani dan sisi moralitas.
Semua manusia selalu mengharapkan keadilan dalam hidupnya. Dengan keadilan juga akan tercipta kemakmuran dan keseimbangan sosial. Asal memiliki sifat saling tolong menolong dan peduli terhadap sesama, kehidupan pasti lebih nyaman dan tentram.
manusia dan penderitaan
Manusia dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan (orang) tua. Kemampuan mental manusia dan kepandaiannya, membuat mereka, menurut Pascal, makhluk tersedih di antara semua hewan. Kemampuan memiliki perasaan, seperti kesedihan atau kebahagiaan, membedakan mereka dari organisme lain, walaupun pernyataan ini sukar dibuktikan menggunakan tes hewan. Keberadaan manusia, menurut sebagian besar ahli filsafat, membentuk dirinya sebagai sumber kebahagiaan. Penderitaan yang dialami manusia pun berbeda-beda.
Manusia diikatkan dengan lingkungannya melalui indera mereka dan dengan masyarakat melalui kepribadian mereka, jenis kelamin mereka serta status sosial. Selama kehidupannya, ia berhasil melalui tahap bayi, kanak-kanak, remaja, kematangan dan usia lanjut. Hati manusia diperluas ke luar kesadaran, mencakup total aspek mental dan emosional individu. Ilmu pengetahuan psikologi mempelajari hati manusia (psike), khususnya alam bawah sadar (tak sadar). Individu manusia terbuka terhadap emosi yang besar mempengaruhi keputusan serta tingkah laku mereka. Emosi menyenangkan seperti cinta atau sukacita bertentangan dengan emosi tak menyenangkan seperti kebencian, cemburu, iri hati atau sakit hati.
Rasa kebencian yang tidak dapat diatasi akan berkembang menjadi sebuah penderitaan. Baik itu penderitaan sementara atau berkepanjangan. Penyebab penderitaan juga macam-macam. Ia datang kepada kita dalam bentuk sakit, gagal dalam usaha, diperlakukan secara tidak adil, mengalami duka cita karena kematian orang yang kita kasihi, musibah seperti bencana alam. Singkatnya ada banyak penyebab penderitaan. Apa pun penyebabnya, penderitaan selalu adadi dalam kehidupan masing-masing orang.
Penderitaan dapat berasal dari diri kita sendiri atau dari faktor-faktor lain. Penderitaan yang banyak terjadi dewasa ini bukan penderitan kultural, tetapi lebih banyak penderitaan struktural. Ini artinya, penderitaan terjadi karena pelaksanaan kebijakan dari atas yang sangat tidak memihak mereka yang menderita. Pernah ada suatu seminar yang diselenggarakan oleh perusahaan milik negara yang menyatakan bahwa mereka selalu merugi. Tetapi kenyataannya para pejabat perusahaan tersebut fasilitasnya tetap mewah, ruang kerjanya, kendaraan dinasnya, rumah dinasnya. Mereka pun selalu bepergian dengan pesawat udara klas VIP meskipun jarak perjalanannya tidak begitu jauh. Bahkan dalam keadaan krisis seperti saat ini pun banyak yang bagi-bagi duit, bahkan berebut jabatan. Piknik bagi-bagi duit dengan alasan studi banding, juga dengan alasan tirtha yatra.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Namun, peranan individu juga menentukan berat-tidaknya Intensitas penderitaan. Suatu perristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang, belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
Banyak orang sukses berasal dari kehidupan yang menderita hingga sampai sekarang menjadi orang yang terpandang di antara orang-orang biasa yang mungkin jalan hidupnya lebih beruntung. Semua tergantung kepada niat dan usaha kita untuk mengubah penderitaan itu menjadi sesuatu yang dapat kita banggakan dan menjadi pelajaran yang berharga bagi diri sendiri dan orang lain. Atau sebuah penderitaan yang telah kita pelajari dapat berguna bagi orang lain. Misalnya saja dengan menceritakan pengalaman atau penderitaan yang dapat menjadi sebuah pelajaran atau motivasi bagi orang lain.
Tidak ada hal yang buruk di dunia ini jika kita menanggapi hal tersebut dengan positif dan bijaksana. Setiap penderitaan pasti ada akhirnya jika dihadapai dengan hati yang lapang. Bukan hanya orang dewasa saja yang sering merasakan suatu penderitaan. Dewasa ini anak di bawah umur pun sangat banyak yang merasakan penderitaan yang sulit masuk di akal. Berbagai macam kekerasan dan kejahatan kepada ank di bawah umur tersebut yang akan menurunkan kualitas seorang manusia dan berdampak sangat buruk bagi Negara dan pembangunannya.
Manusia yang terlalu banyak menerima penderitaan atau tekanan kadang sulit untuk menerima kenyataan. Karena batin yang terlanjur rusak oleh apa yang ia alami, seorang yang mendapat penderitaan jadi tidak dapat mengambil himah atau hal positif dari sebuah penderitaan. Hal ini lah yang sering terjadi di masyarakat perkotaan. Dimana ketidakadilan semakin merajalela.
Maka dari itu manusia harus memiliki sifat-sifat seperti berikut agar dapat mengatasi penderitaan yang dihadapinya :
1. Selalu berpikir positif dalam menangani suatu masalah
2. Menerima kenyataan yang ada
3. Belajar mengontrol emosi
4. Mengambil keputusan tanpa merugikan orang lain
5. Menjadikan segala sesuatunya sebagai pelajaran hidup
6. Selalu berusaha untuk bangkit dan tidak terus menerus meratapi kesedihan
Nasib buruk dapat di perbaiki manusia supaya menjadi baik dengan kata lain manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya, perbedaan nasib buruk dan takdir Tuhan yang menentukan sedangkan nasib buruk itu sendiri manusia penyebabnya, karena perbuatan buruk sesama manusia maka manusia lain menjadi menderita. Selain itu juga perbuatan buruk manusia terhadap linkunganya juga menyebabkan penderitaan manusia, tetapi manusia tidak menyadari hal ini mungkin karena kesadaraan itu baru timbul setelah musibah yang membuat manusia menderita terjadi seperti musibah banjir, tanah logsor dan pembakaran hutan atau penebangan liar di hutan.
Sebaiknya manusia melakukan yang terbaik untuk lingkungan sekitarnya agar manusia itu sendiri mendapatkan balasan yang baik pula dari sekitarnya. Sebagian besar penderitaan yang kita alami berasal dari diri kita sendiri, bukan dari orang lain atau dari Tuhan yang menentukan.
Manusia diikatkan dengan lingkungannya melalui indera mereka dan dengan masyarakat melalui kepribadian mereka, jenis kelamin mereka serta status sosial. Selama kehidupannya, ia berhasil melalui tahap bayi, kanak-kanak, remaja, kematangan dan usia lanjut. Hati manusia diperluas ke luar kesadaran, mencakup total aspek mental dan emosional individu. Ilmu pengetahuan psikologi mempelajari hati manusia (psike), khususnya alam bawah sadar (tak sadar). Individu manusia terbuka terhadap emosi yang besar mempengaruhi keputusan serta tingkah laku mereka. Emosi menyenangkan seperti cinta atau sukacita bertentangan dengan emosi tak menyenangkan seperti kebencian, cemburu, iri hati atau sakit hati.
Rasa kebencian yang tidak dapat diatasi akan berkembang menjadi sebuah penderitaan. Baik itu penderitaan sementara atau berkepanjangan. Penyebab penderitaan juga macam-macam. Ia datang kepada kita dalam bentuk sakit, gagal dalam usaha, diperlakukan secara tidak adil, mengalami duka cita karena kematian orang yang kita kasihi, musibah seperti bencana alam. Singkatnya ada banyak penyebab penderitaan. Apa pun penyebabnya, penderitaan selalu adadi dalam kehidupan masing-masing orang.
Penderitaan dapat berasal dari diri kita sendiri atau dari faktor-faktor lain. Penderitaan yang banyak terjadi dewasa ini bukan penderitan kultural, tetapi lebih banyak penderitaan struktural. Ini artinya, penderitaan terjadi karena pelaksanaan kebijakan dari atas yang sangat tidak memihak mereka yang menderita. Pernah ada suatu seminar yang diselenggarakan oleh perusahaan milik negara yang menyatakan bahwa mereka selalu merugi. Tetapi kenyataannya para pejabat perusahaan tersebut fasilitasnya tetap mewah, ruang kerjanya, kendaraan dinasnya, rumah dinasnya. Mereka pun selalu bepergian dengan pesawat udara klas VIP meskipun jarak perjalanannya tidak begitu jauh. Bahkan dalam keadaan krisis seperti saat ini pun banyak yang bagi-bagi duit, bahkan berebut jabatan. Piknik bagi-bagi duit dengan alasan studi banding, juga dengan alasan tirtha yatra.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Namun, peranan individu juga menentukan berat-tidaknya Intensitas penderitaan. Suatu perristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang, belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
Banyak orang sukses berasal dari kehidupan yang menderita hingga sampai sekarang menjadi orang yang terpandang di antara orang-orang biasa yang mungkin jalan hidupnya lebih beruntung. Semua tergantung kepada niat dan usaha kita untuk mengubah penderitaan itu menjadi sesuatu yang dapat kita banggakan dan menjadi pelajaran yang berharga bagi diri sendiri dan orang lain. Atau sebuah penderitaan yang telah kita pelajari dapat berguna bagi orang lain. Misalnya saja dengan menceritakan pengalaman atau penderitaan yang dapat menjadi sebuah pelajaran atau motivasi bagi orang lain.
Tidak ada hal yang buruk di dunia ini jika kita menanggapi hal tersebut dengan positif dan bijaksana. Setiap penderitaan pasti ada akhirnya jika dihadapai dengan hati yang lapang. Bukan hanya orang dewasa saja yang sering merasakan suatu penderitaan. Dewasa ini anak di bawah umur pun sangat banyak yang merasakan penderitaan yang sulit masuk di akal. Berbagai macam kekerasan dan kejahatan kepada ank di bawah umur tersebut yang akan menurunkan kualitas seorang manusia dan berdampak sangat buruk bagi Negara dan pembangunannya.
Manusia yang terlalu banyak menerima penderitaan atau tekanan kadang sulit untuk menerima kenyataan. Karena batin yang terlanjur rusak oleh apa yang ia alami, seorang yang mendapat penderitaan jadi tidak dapat mengambil himah atau hal positif dari sebuah penderitaan. Hal ini lah yang sering terjadi di masyarakat perkotaan. Dimana ketidakadilan semakin merajalela.
Maka dari itu manusia harus memiliki sifat-sifat seperti berikut agar dapat mengatasi penderitaan yang dihadapinya :
1. Selalu berpikir positif dalam menangani suatu masalah
2. Menerima kenyataan yang ada
3. Belajar mengontrol emosi
4. Mengambil keputusan tanpa merugikan orang lain
5. Menjadikan segala sesuatunya sebagai pelajaran hidup
6. Selalu berusaha untuk bangkit dan tidak terus menerus meratapi kesedihan
Nasib buruk dapat di perbaiki manusia supaya menjadi baik dengan kata lain manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya, perbedaan nasib buruk dan takdir Tuhan yang menentukan sedangkan nasib buruk itu sendiri manusia penyebabnya, karena perbuatan buruk sesama manusia maka manusia lain menjadi menderita. Selain itu juga perbuatan buruk manusia terhadap linkunganya juga menyebabkan penderitaan manusia, tetapi manusia tidak menyadari hal ini mungkin karena kesadaraan itu baru timbul setelah musibah yang membuat manusia menderita terjadi seperti musibah banjir, tanah logsor dan pembakaran hutan atau penebangan liar di hutan.
Sebaiknya manusia melakukan yang terbaik untuk lingkungan sekitarnya agar manusia itu sendiri mendapatkan balasan yang baik pula dari sekitarnya. Sebagian besar penderitaan yang kita alami berasal dari diri kita sendiri, bukan dari orang lain atau dari Tuhan yang menentukan.
my hero :)
Too alarming now to talk it out
Take your pictures down and shake it out
Truth or consequence, say it aloud
Use that evidence, race it around
There goes my hero
Watch him as he goes
There goes my hero
He's ordinary
Don't the best of them bleed it out
While the rest of them peter out
Truth or consequence, say it aloud
Use that evidence, race it around
There goes my hero
Watch him as he goes
There goes my hero
He's ordinary
Kudos my hero leaving all the best
You know my hero, the one that's on
There goes my hero
Watch him as he goes
There goes my hero
He's ordinary
There goes my hero
Watch him as he goes
There goes my hero
He's ordinary
Take your pictures down and shake it out
Truth or consequence, say it aloud
Use that evidence, race it around
There goes my hero
Watch him as he goes
There goes my hero
He's ordinary
Don't the best of them bleed it out
While the rest of them peter out
Truth or consequence, say it aloud
Use that evidence, race it around
There goes my hero
Watch him as he goes
There goes my hero
He's ordinary
Kudos my hero leaving all the best
You know my hero, the one that's on
There goes my hero
Watch him as he goes
There goes my hero
He's ordinary
There goes my hero
Watch him as he goes
There goes my hero
He's ordinary
Langganan:
Postingan (Atom)